Belajar dari Insiden Kanjuruhan, Aliansi Pecinta Sepakbola Bantul Ajak Supporter Bantul Tertib

Spread the love
Warto-Mbantul.Com_Sebagai olahraga yang paling populer di Indonesia, sepakbola tentu tidak dapat dipisahkan dengan kehadiran kelompok supporter di Stadion yang memberikan dukungan secara langsung kepada Tim Kebanggaan di setiap pertandingan. Selain itu keberadaan kelompok supporter secara disadari akan berdampak positif bagi manajemen klub dalam wujud penjualan tiket pertandingan maupun marchandise, namun disisi lain kehadiran supporter juga dapat berdampak buruk bagi klub apabila dalam memberikan dukungannya sulit dikendalikan  bahkan cenderung bertindak anarkhis.
Tingkat kedewasaan supporter Indonesia yang masih terbilang rendah selama ini menjadi hambatan bagi pemerintah dalam mewujudkan persepakbolaan yang maju, pasalnya keributan supporter terlihat masih saja sering terjadi apabila tim yang didukung mengalami kekalahan melawan tim yang menjadi musuh bebuyutan. Dan hal itu terbukti dengan terjadinya kerusuhan supporter di Stadion Kanjuruhan pasca berakhirnya pertandingan antara Arema vs Persebaya pada tanggal 01 Oktober 2022 yang lalu dan menyebabkan sekitar 134 orang supporter meninggal dunia.
Bercermin dari peristiwa tersebut, Ari Pambudi selaku Ketua Aliansi Pecinta Sepakbola Bantul saat ditemui di kediamannya (09/12) menyampaikan rasa duka dan keprihatinannya, teriring harapan semoga kejadian tersebut merupakan yang terakhir kalinya. ” Sebagai insan sepakbola tentu kami sangat menyayangkan terjadinya insiden memilukan di Stadion Kanjuruhan pada beberapa waktu lalu. Selanjutnya kami meminta kepada semua pihak untuk dapat instropeksi diri dengan harapan kejadian tidak terjadi lagi di kemudian hari ” ucapnya
Sebagai bentuk keprihatinan, Aliansi Pecinta Sepakbola Bantul juga telah memprakarsai digelarnya aksi solidaritas dan doa bersama untuk para korban bertempat di Halaman Stadion Sultan Agung Bantul pada beberapa waktu lalu. Meskipun secara umum rangkaian kegiatan dapat berlangsung aman, namun momentum tersebut sempat memanas karena adanya kelompok tertentu yang sengaja memprovokasi massa supporter lain untuk berbuat anarkhis dengan cara menyerukan yel-yel yang berisi kecaman terhadap Aparat Kepolsian atas penggunaan gas air mata dalam penanganan kerusuhan supporter.
” Dari insiden Kanjuruhan dapat disimpulkan bahwa kedewasaan supporter sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan persepakbolaan. Oleh karenanya, mari kita rubah mainset supporter yang sebelumnya identik dengan kerusuhan menjadi supporter yang lebih tertib, dengan senantiasa waspada terhadap upaya provokasi yang dilakukan oleh kelompok anarkho agar berbuat keonaran ” pungkasnya (u4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *