LURAH MENGAJAK AGAR WARGA MENGUTAMAKAN MUSYAWARAH DALAM PENOLAKAN PEMBANGUNAN TPS3R

LURAH MENGAJAK AGAR WARGA MENGUTAMAKAN MUSYAWARAH DALAM PENOLAKAN PEMBANGUNAN TPS3R
Spread the love

Warto-Mbantul.Com_Dalam menghadapi permasalahan pembangunan Tempat Pembuangan Sampah 3R (TPS3R), Lurah Potorno mengajak warganya untuk mengutamakan musyawarah sebagai sarana dalam mengekspresikan penolakan terhadap proyek tersebut.

Penolakan terhadap proyek pembangunan TPS3R seringkali menjadi polemik di berbagai daerah. Hal ini tidak terkecuali bagi warga Balong Kdul, yang merasa khawatir akan dampak lingkungan dan kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh proyek tersebut. Dalam menyikapi hal ini, Lurah memandang bahwa musyawarah menjadi pondasi yang penting dalam menyelesaikan perbedaan pendapat.

“Dalam situasi seperti ini, musyawarah adalah kunci untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan,” ujar Lurah. “Saya mengajak seluruh warga untuk bersama-sama duduk bersama, mendengarkan argumen masing-masing pihak, dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk kepentingan bersama.”

Lurah menekankan pentingnya memahami bahwa penolakan terhadap proyek seperti TPS3R bukanlah tindakan semata-mata menentang, tetapi juga merupakan bagian dari proses demokratisasi dalam masyarakat. Dalam konteks tersebut, musyawarah dianggap sebagai instrumen yang sangat relevan untuk memberikan ruang bagi semua pihak yang terlibat untuk menyampaikan pandangan dan aspirasinya.

Warga pun memberikan respons positif terhadap ajakan Lurah. Mereka sepakat bahwa musyawarah adalah cara yang paling tepat untuk menangani perbedaan pendapat dan bersedia untuk terlibat aktif dalam proses tersebut.

“Saya setuju dengan pendekatan Lurah untuk mengatasi penolakan terhadap TPS3R melalui musyawarah,” ujar salah seorang warga. “Dengan cara ini, kita dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak, tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat dan lingkungan.”

Dengan mengutamakan musyawarah sebagai bentuk penyelesaian perbedaan pendapat, diharapkan masyarakat dapat menemukan solusi yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat. Langkah ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi permasalahan serupa, bahwa dialog dan musyawarah merupakan kunci dalam mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *