PAGUYUBAN PENGELOLA SAMPAH MENDUKUNG PEMERINTAH DAERAH MENJAGA SITUASI KAMTIBMAS TETAP KONDUSIF

PAGUYUBAN PENGELOLA SAMPAH MENDUKUNG PEMERINTAH DAERAH MENJAGA SITUASI KAMTIBMAS TETAP KONDUSIF
Spread the love

Warto-Mbantul.Com_

Paguyuban Bukit Aroma mempertanyakan rencana DLH terkait rencana evakuasi sampah darurat dari kabupaten ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Meskipun demikian, paguyuban tetap mendukung penuh upaya pemerintah daerah dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar tetap kondusif di tengah polemik pengelolaan sampah yang sedang terjadi.

Pengurus paguyuban, Heri, dalam keterangannya menegaskan bahwa langkah ini didasari atas kekhawatiran terkait kapasitas TPA yang sudah melebihi batas maksimal. “Kami memahami urgensi penanganan sampah, tetapi solusi jangka pendek seperti evakuasi sampah dari kabupaten akan memperburuk situasi di TPA. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah daerah untuk mencari alternatif yang lebih berkelanjutan,” ujar Heri.

Meski mempertanyakan kebijakan evakuasi, paguyuban memastikan bahwa pihaknya tetap berkomitmen mendukung pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas dan keamanan. “Kami akan terus berkoordinasi dengan aparat terkait untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan yang mungkin timbul akibat polemik ini. Kami ingin masyarakat tetap tenang dan percaya bahwa solusi terbaik sedang diupayakan bersama,” tambahnya.

Di sisi lain, pemerintah daerah melalui DLH Kabupaten Bantul mengakui adanya potensi penolakan dari berbagai pihak, termasuk paguyuban pengelola sampah. Namun, Kepala DLH, Bapak Bambang, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap tenang dan bersama-sama mencari solusi yang terbaik. “Kami menghargai masukan dari paguyuban dan semua pihak. Saat ini, kami fokus pada menjaga kamtibmas dan menghindari konflik di lapangan, sambil terus mencari alternatif penanganan sampah yang lebih komprehensif,” ujar Bambang.

Dengan adanya komitmen dari semua pihak, diharapkan ketegangan terkait isu evakuasi sampah ini tidak berkembang menjadi masalah sosial yang lebih besar, dan penyelesaian dapat segera ditemukan tanpa mengorbankan lingkungan maupun keamanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *