Warto-Mbantul.Com__Warga masyarakat Pedukuhan Widoro Bangunharjo Sewon Bantul yang selama ini dikenal agamis dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya NU harus tercoreng dengan adanya insiden penangkapan salah satu oknum warga berinisial SY oleh Tim Densus 88 pada bulan Februari 2022 yang lalu karena terlibat dalam jaringan kelompok teroris. Kejadian yang tercatat untuk ketiga kalinya selama 3 tahun terakhir tersebut seolah-olah membuktikan bahwa paham radikalisme dan terorisme dapat dengan mudah menyusup kedalam sendi-sendi kehidupan masyarakat serta tidak mampu dibendung oleh ajaran-ajaran agama yang dianut oleh mayoritas warga di Pedukuhan Widoro
Tokoh pemuda Widoro yang juga merupakan Wakil Ketua Karangtaruna Kapanewon Sewon, Novi Ardianto menyatakan rasa keprihatinannya atas kondisi yang saat ini dialami oleh warga Pedukuhan Widoro, sehingga pihaknya merasa perlu mengambil peran dan melakukan upaya nyata dalam mencegah terulang kembali kejadian serupa.
” Selaku tokoh pemuda, saya mengajak kepada seluruh warga di Pedukuhan Widoro khususnya dan Kabupaten Bantul pada umumnya untuk senantiasa memperkuat ideologi Pancasila dengan tujuan penyebaran paham radikalisme maupun terorisme dapat kita cegah secara bersama-sama ” ujarnya
Menurut Novi, keberadaan Ponpes Miftahul Hadi pimpinan Gus Sahal yang berlokasi di Pedukuhan Widoro menjadi salah satu potensi yang mampu dimanfaatkan dalam menangkal berkembangnya paham-paham yang bertolak belakang dengan ideologi pancasila, pasalnya Ponpes tersebut diketahui mengajarkan nilai-nilai kebangsaan yang dipadukan dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
” Sebagai tindak lanjut dari partisipasi Karangtaruna Kapanewon Sewon dalam menangkal paham terorisme dan radikalisme, kami telah menjalin kerjasama dengan pengasuh Ponpes Miftahul Hadi yang diwujudkan melalui kajian kebangsaan bagi warga masyarakat di wilayah Pedukuhan Widoro ” pungkas Novi (U4)